Ads 468x60px

Labels

Kamis, 05 September 2013

Teliti Liana, Lianah Dosen biologi FITK Raih Doktor

Semarang - Meneliti Tanaman Merambat (Liana) Walikadap (Tetrastigmaglabratum) InangRaflesia, Lianah Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Walisongo Semarang meraih gelar Doktor Ilmu Lingkungan Hidup di UNDIP.
Perempuan yang mengawali karier dari seorang guru SMP ini pun diuji pakar dan guru besar ilmu lingkungan atas disertasinya yang berjudul Kajian Implikasi Lingkungan Pemanfaatan Tumbuhan Walikadep (Tetrastigma Glabratum Blume Planch)Untuk Bahan Obat Tradisional.
Tim penguji terdiri atas Prof Dr dr Anies M Kes PKK, Prof Dr Ir Purwanto DEA (sekretaris), Prof Dr Sri Mulyani ESM Pd (penguji eksternal), dan Dr Drs Jafron W Hidayat MSc (penguji), Prof Dr Ir Sutrisno Anggoro MS (promotor), Dr Henna Rya Sunoko MES (kopromotor), dan Dr Munifatul Izzati MSc (kopromotor).
Tumbuhan wali­kadep (Tetrastigma glabratum) mulai langka bahkan nyaris punah. Pe­manfaatan pohon untuk antitoksin tanpa upaya pelestarian membuat pohon itu semakin sulit dijumpai.
Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Lianah, mengaku berjuang keras menemukan dan merawat pohon itu sekaligus melaksanakan penelitian panjang demi menghindari kepunahan tumbuhan tersebut.
"Penelitian itu akhirnya ditulis menjadi bahan disertasi untuk meraih gelar Doktor Ilmu Lingkungan di Undip. Selain bisa membantu penyelamatan tumbuhan langka, saya juga berhasil menyelesaikan studi S-3," kata dia sehabis menjalani ujian promosi doktor di Gedung Pascasarjana Undip, akhir pekan lalu.
Penelitian mengenai walikadep dilakukan di Desa Blumah, Keca­mat­an Plantungan, Kendal yang berlokasi di lereng Gunung Prau wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara.
Dijadikan Obat
Penelitian menemukan, walikadep telah lama dimanfaatkan penduduk Desa Blumah sebagai obat tradisonal atau jamu. Lebih dari 10% penduduk dari 448 keluarga memanfaatkan ke­manjurannya untuk menyembuhkan batuk, cacingan, dan meningkatkan naf­su makan anak-anak. Setiap orang yang sakit diberi air walikadep akan kembali segar.
Penelitian dari Nery Sofiaoti (2000) menyimpulkan, tetrastigma sp adalah se­jenis tanaman inang tumbuhan Raflesia mengandung kafein dan nikotin. "Persoalan muncul ketika pemanfaatan tanaman itu tak disertai upaya pelestarian yang membuatnya semakin langka. Tanpa upaya penyelamatan bisa-bisa tanaman langka tersebut punah," tutur istri Arief Kuswanto itu.
Penyelamatan pohon langka ber­lanjut termasuk upaya penang­karan benih supaya pohon bisa ditanam di banyak tempat. Dia pun menyarankan supaya masyarakat bisa melestarikan pohon itu melalui pembuatan peraturan desa (perdes). 

0 komentar:

Posting Komentar